Makalah Metodologi Penelitian Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah



MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH




Dosen Pembimbing
Lukman Hakim, MA

  Disusun oleh : 

Nur Ilham Arifuddin
Muh. Sidiq Purwanto


FAKULTAS USHULUDDIN
ILMU QUR’AN DAN HADITS

INSTITUTE PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN
(IPTIQ) JAKARTA


2017






BAB I
Pendahuluan
            Penelitian adalah penemuan sesorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.[1] Pada dasarnya, penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti yang dinyatakan oleh Emory bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
            Jadi, setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering kali merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu, menemukan masalah dalam penelitian bukan masalah yang mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
BAB II
Pembahasan
A.    Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas bahwa, setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah. Oleh karena itu, langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian ialah mengidentifikasi masalah. Yaitu medalami masalah atau terlebih dahulu mengenal masalah yang akan diteliti. Proses ini merupakan proses yang paling penting diantara proses lain. Sebab, potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Dari proses ini dapat menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. [2]
Identifikasi masalah adalah upaya memahami masalah dengan melihat detail masalah. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah melihat unsur-unsur apa saja yang ada pada sebuah masalah.[3] Masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu mengacu pada empat pertanyaan:
1.      Masalahnya apa? (substansinya)
2.      Bermasalah menurut pendapat siapa?
3.      Dianggap masalah dalam konteks apa?
4.      Dalam perspektif apa?
Jika keempat pertanyaan tersebut dicrosschek-kan dengan langkah dan tata aturan yang ada, maka dapat dipastikan sebagai sebuah masalah penelitian yang baik.
B.     Pemilihan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari berbagai sumber, dan ditemukan lebih dari satu masalah, maka dari masalah-masalah tersebut dipilih salah satu yang paling layak dan paling sesuai untuk diteliti, yaitu masalah yang akan ditetapkan sebagai penelitian.
C.     Perumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antaran yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
1.      Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
            Setelah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabanya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, assosiatif.
a.      Rumusan Masalah Deskriptif
            Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi, dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1.      Seberapa baik kinerja Kabinet Bersatu?
2.      Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tunggi negeri Berbadan Hukum?
3.      Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
4.      Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah dibidan kesehatan?
      Dari beberapa contoh diatas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.
b.      Rumusan Masalah Komparatif
              Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh Rumusan Masalah Deskriptif :
1.      Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri, BUMN dan Swasta ? (1 variabel pada 3 sampel).
2.      Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai Swasta Nasional, Perusahaan asing ? (2 variabel pada 2 sampel).

c.       Rumusan Masalah Assosiatif
              Rumusan masalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.  Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu : hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprokal/timbal balik.
1)      Hubungan Simetris
              Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah hubungan simetris :
1.      Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?
2.      Adakah hubungan antara banyaknya radio dipedesaan dengan sepatu yang dibeli?
3.      Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
Contoh judul penelitian:
1.      Hubungan antara banyaknya radio dipedesaan dengan jumlah sepatu yang terjual.
2.      Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja dibidang pemasaran.
3.      Hubungan antara payung yang terjual dengan tingkat kejahatan.
2)      Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Contoh hubungan kausal :
a.      Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b.      Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap perilaku masyarakat?
c.      Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
Contoh judul penelitian:                     
a.      Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan didepartemen X.
b.      Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di departemen X.
(Contoh pertama menggunakan satu variabel dan contoh kedua menggunakan dua variabel).

3)     Hubungan Interaktif/Resiprokal/Timbal Balik
            Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh hubungan Interaktif/Resiprokal/Timbal Balik:
a)      Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi
b)     Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga kaya dapat meningkatkan kecerdasan.[4]

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah. Masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Didalam menentukan sebuah penelitian setidaknya ada tiga langkah penting yang harus dilalui, yaitu identifikasi maslah, memilih masalah, kemudian merumuskan masalah.
              Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, assosiatif. Sedangkan rumusan masalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.  Dan terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu : hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprokal/timbal balik.






DAFTAR PUSTAKA


Prof. Dr. Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Prof. Dr. Sukardi, Ph.D.Buku metodologi penelitian

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Mulyadi, Dr. Muhammad AP. M.Si., 2014, Metode penelitian praktis kuantitatif dan kualitatif, Jakarta : Publica Institute


[1]. Buku metodologi penelitian, Prof. Dr. Sukardi, Ph.D.
[2]. Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitiann Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, hlm. 32
[3]Dr.Muhammad Mulyadi, AP. M.Si., Metode penelitian praktis kuantitatif dan kualitatif, hlm : 51
[4] Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitiann Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, hlm.35-38

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Penafsir Nusantara "Syaikh Abdul Halim Hasan Binjai"

Kitab Tafsir Al-Baghawi

Mengenal Penafsir Nusantara "Oemar Bakri"