Tafsir Maudui QS AL-BAQAROH 261-268

Qur’an Surah Al-Baqaroh 261-283
1. Al-Baqaroh Ayat 261.
•                            
261. perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah  adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.
Menginfakkan : 
Dijalan Allah :  
Melipat Gandakan : 
Allah Maha Luas Maha Mengetahui :     
Pada ayat ini Allah SWT. menggambarkan keberuntungan bagi orang yang suka menginfakkan harta bendanya dijalan Allah. Disini, secara tidak langsung Allah menyebutkan dan memerintahkan bahwa orang-orang yang memiliki kelebihan harta dan harta tersebut digunakan dijalan-Nya (menaati Allah) maka akan mendapat balasan 700 kali lipat. Dan Allah mampu melipat gandakan lebih banyak dari itu bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Jadi tidak ada jumlah pasti berapa balasan yang akan diberikan oleh Allah bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah .
2. Al-Baqaroh Ayat 262
                           
262. orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
 
Mengiringi dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan:
Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya, yaitu syarat bagi orang yang ingin mendapatkan pahala dari apa yang diinfakkan di jalan-Nya. Allah melarang bagi orang-orang yang berinfak untuk menyebut-nyebut apa yang telah diinfakkan karena itu bagian dari sum’ah, apalagi kalau sampai menyakiti hati orang yang diberi infak karena itu mencerminkan ketidak ikhlasan bagi orang yang berinfak. Jika kedua larangan tersebut terdapat dalam infak, maka orang yang berinfak tidak mendapatkan pahala dari apa yang diinfakkan.
3. Al-Baqaroh Ayat 263
  •             
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf  lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Maha Kaya: 
Maha Penyantun : 

Didalam ayat ini menyebutkan bahwa perkataan yang baik, maksudnya jika memang tidak mau memberikan infak maka tolaklah dengan cara yang baik dan lemah lembut, dan pemberian maaf lebih baik dari pada sedekah yang diiringi tindakan menyakiti, sebagaimana ayat yang disebutkan sebelumnya yang menjadi larangan bagi orang yang berinfak.  Dan di akhir ayat ini, di tutup dengan kalimat “Allah Maha Kaya Maha Penyantun”, seolah-olah Allah memberikan isyarat bahwa Dia tidak mendapatkan apa-apa dari infak hambah-Nya, dan sebenarnya tidak ada yang patut untuk disombongkan karena harta yang kita infakkan semuanya datang dari Allah.

4. Al-Baqaroh Ayat 264
            ••                               
264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Jangan kamu merusak sedekah mu :   
Pada ayat 264 ini,  disebutkan larangan untuk tidak membatalkan sedekah, maksudnya ialah menggugurkan pahala-pahala dari sedekah tersebut, dengan menyebut-nyebut dan menyakiti perasaan yang menerima sedekah. Maksudnya, seperti batalnya nafkah orang yang menafkahkan hartanya karena ria atau ingin mendapat pujian dari orang lain. Allah mengibaratkan orang yang merusak sedekahnya seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu diguyur hujan yang lebat. Kata ganti manusia disini berbentuk jama’, yaitu kata “allazi”. Maksudnya, pahala diakhirat bagi orang-orang yang merusak sedekahnya tersebut seperti batu licin yang diatasnya ada tanah lalu diguyur hujan yang lebat sehingga tanah yang ada diatas tanah tersebut terbawa hanyutan air hujan yang menerpanya. Dan Allah tidak memberi petunjuk bagi orang-orang kafir.

5. Al-Baqaroh ayat 265
           •                  .
265. dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.
Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat :   
Pada ayat 265 ini, disebutkan tentang perumpamaan orang-orang yang mengeluarkan hartanya dijalan Allah dengan niat semata-mata mengharap Ridho Allah, dan untuk mengukuhkan jiwa dan keimanan mereka. Disebutkan bahwa orang yang mengeluarkan hartanya dijalan Allah karena keikhlasan diumpamakan sebuah kebun yang terletak didataran tinggi yang disiram oleh hujan, dan akan terus berbuah dikarenakan kesuburan tempat tersebut. Begitu pula dengan harta yang kita infakkan akan terus berkembang baik banyak maupun sedikit.
6. Al-Baqaroh Ayat 266
     •            •                     
266. Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang Dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.

Inilah perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya karena riya, membangga-banggakan tentang pemberiannya kepada orang lain, dan menyakiti hati orang. Begitu lemahnya disaat ia sangat memerlukan pahala infaknya diakhirat akan tetapi tidak ada yang ia peroleh dari pahala infaknya tersebut.

7. Al-Baqaroh Ayat 267
                           •      
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Wahai Orang yang beriman infaklah :    
Ayat ini merupakan perintah untuk bersedekah bagi orang-orang beriman menggunakan harta benda yang halal dari semua aspek, dari segi zatnya halal dan proses mendapatkan harta tersebut juga harus halal. Dan Allah melarang untuk menginfakkan sesuatu yang haram.
8. Al-Baqaroh Ayat 268
        •         
268. syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.
: • 
sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.

Syetan menakut-nakuti dengan kemiskinan sekiranya manusia mengeluarkan infak. Dengan adanya berita ini, maka kita harus waspada dari sifat kikir dan tidak mau mengeluarkan zakat. Dan Allah akan membalas setiap harta yang kita infakkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Penafsir Nusantara "Syaikh Abdul Halim Hasan Binjai"

Kitab Tafsir Al-Baghawi

Mengenal Penafsir Nusantara "Oemar Bakri"